>>>>>>>>>>>SELAMAT DATANG DI BLOG SAYA,KLO DI COPAS HARUS ADA LINK DAN IZIN DARI SAYA <<<<<<<<<<<

Senin, 03 Desember 2012

hasil dan pembahasan (metode riset)

hasil dan pembahasan (metode riset)

Dengan memperhatikan hasil analisis yang berkaitan dengan rumusan masalah dalam penelitian ini, maka di tarik kesimpulan bahwa tingkat suku bunga yang ditunjukkan oleh tingkat suku bunga SBI sebagai tingkat kenaikan bunga bebas resiko terbukti berpengaruh signifikan terhadap risiko investasi. Arah pengaruhnya konsisten dengan teori yang menyatakan bahwa jika tingkat suku bunga tinggi, maka akan mengakibatkan harga saham naik dan risiko investasi menjadi meningkat. Tingkat likuiditas perusahaan yang ditunjukkan oleh rasip lancer tidak berpengaruh signifikan terhadap risiko investasi.

METODOLOGI (metode riset)


Data :
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif (berupa angka-angka). Sumber data pada penelitian ini adalah sumber data sekunder. Data ini diperoleh melalui Indonesian Capital Market Directory (ICMD), Bank Indonesia, dan website mengenai pasar modal.
Variabel :
Penelitian ini berusaha untuk mengetahui hubungan antara dua variabel bebas, yaitu tingkat suku bunga (X) dan tingkat likuidaitas perusahaan (X) terhadap risiko investasi (Y) yang merupakan variabel terikat.
Tahapan Penelitian :
1. Analisis data : Untuk menganalisis hubungan variabel tingkat suku bunga dan tingkat likuiditas perusahaan terhadap variabel tingkat risiko investasi dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi berganda. Adapaun persamaa regresi berganda dituliskan :
Y = a + b X + b X
2. Uji Hipotesis : Untuk menguji variabel peneliti menggunakan SPSS 15.0 for Windows.
MODEL
Matematis :
Y = a + bx
= a + b1x1 + b2x2 + e
RI = a + b1 TSB + b2 LP + e
HASIL :
Setelah dilakukan analisis uji normalitas dan asumsi klasik terhadap data yang digunakan dalam penelitian ini maka dapat diketahui bahwa data yang digunakan dalam analisis memiliki distribbusi yang normal dan memenuhi persyaratan uji asumsi klasik.
Terlihat bahwa penelitian ini menunjukkan kesesuaian dengan konsep resiko investasi dimana resiko dibagi menjadi dua resiko yaitu risiko sistematis dan risiko tidak sistematis. Hasil penelitian ini didukung juga oleh penelitian terdahulu yang menyebutkan bahwa tingkat suku bunga SBI terbukti mempengaruhi risiko sistematis perusahaan manufaktur. Semakin kecil suku bunga Bank Indonesia maka semakin besar risiko sistematik saham.
Adanya kontribusi secara signifikan dari variabel ini menunjukkan berperannya informasi tentang perusahaan variabel suku bunga terhadap risiko investasi atau dapat dikatakan bahwa investor memperhatikan tingkat suku bunga dalam menentukan risiko investasi pada suatu saham.

HIPOTESIS (Metode riset)



Penelitian ini menggunakan metode survey ke manajer suatu unit bisnis, pusat laba atau divisional dalam perusahaan baik manufaktur maupun jasa yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta, Hipotesis diuju dengan analisis varians (ANOVA)

landasan teory (Metode riset)





Aktivitas investasi yang dilakukan oleh seorang investor tidak hanya mengandung unsur return tetapi juga terdapat unsur risiko di dalamnya. Risiko investasi dibagi menjadi dua yaitu risiko sistematis dan risiko tidak sistematis. Risiko sistematis dipengaruhi oleh faktor makro sedangkan risiko tidak sistematis dipengaruhi oleh faktor mikro.

Penelitian ini bertujuan mengetahui adanya pengaruh variabel independen tingkat suku bunga (X 1 ) yang berasal dari faktor makro dan tingkat likuiditas perusahaan (X 2 ) yang berasal dari faktor mikro terhadap variabel dependen risiko investasi (Y). Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi berganda. Untuk menguji pengaruh secara simultan variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y) digunakan uji F, sedangkan untuk menguji pengaruh secara parsial variabel independen terhadap variabel dependen digunakan uji t.

Berdasarkan hasil uji F (simultan), hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y). Hasil uji t (parsial) menunjukkan bahwa variabel independen tingkat suku bunga mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen risiko investasi. Variabel tingkat suku mempunyai arah hubungan yang negatif. Variabel independen tingkat tingkat likuiditas perusahaan menunjukkan hasil yang tidak signifikan terhadap variabel dependen risiko investasi.

Nilai Adjusted R Square sebesar 0,138 menunjukkan bahwa varian dari risiko investasi yang dapat dijelaskan oleh variasi tingkat suku bunga dan tingkat likuiditas perusahaan hanya sebesar 13,8% sedangkan sisanya sebesar 86,2% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model. Variabel lain tersebut dapat berupa faktor makro dan mikro lainnya yang belum dimasukkan dalam model, kondisi politik dan stabilitas keamanan yang terjadi di dalam negeri serta faktor psikologis dari para investor di pasar modal.

Berdasar hasil penelitian, dapat disarankan sebagai berikut: (1) para investor yang hendak menanamkan modalnya di pasar modal sebaiknya memperhatikan tingkat suku bunga SBI yang dikeluarkan oleh BI, (2) para investor juga harus memperhatikan faktor-faktor di luar faktor mikro dan makro ekonomi seperti kondisi sosial, politik dan keamanan, (3) untuk peneliti selanjutnya yang ingin meneliti penelitian sejenis diharapkan menggunakan sampel penelitian dengan wilayah populasi yang lebih besar serta mengembangkan permasalahan dan pemakaian indikator-indikator yang lebih handal.

masalah dan tujuan (metode riset)

MASALAH :
Masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah mengenai bagaimana seorang investor memahami secara pasti potensi yang ada dalam investasi tersebut, apakah investor bisa mendapatkan keuntungan atau berpotensi menderita kerugian. Serta bagaimana seorang investor memaksimalkan tingkat return yang diperoleh dan meminimalkan potensi risiko yang akan terjadi.
TUJUAN :
Penelitian ini ditujukan untuk memberi informasi kepada para penanam saham (investor) tentang hubungan tingkat suku bunga SBI dengan risiko investasi. Serta memberitahukan bahwa para investor harus memperhatikan faktor-faktor di luar factor mikro dan makro ekonomi seperti kondisi social, politik dan keamanan yang bisa mempengaruhi naik turunya

latar belakang (metode riset)


 

Berdasarkan teori ekonomi, investasi berarti pembelian (dan produksi) dari modal barang yang tidak dikonsumsi tetapi digunakan untuk produksi yang akan datang (barang produksi). Contohnya membangun rel kereta api atau pabrik. Investasi adalah suatu komponen dari PDB dengan rumus PDB = C + I + G + (X-M). Fungsi investasi pada aspek tersebut dibagi pada investasi non-residential (seperti pabrik dan mesin) dan investasi residential (rumah baru). Investasi adalah suatu fungsi pendapatan dan tingkat bunga, dilihat dengan kaitannya I= (Y,i). Suatu pertambahan pada pendapatan akan mendorong investasi yang lebih besar, dimana tingkat bunga yang lebih tinggi akan menurunkan minat untuk investasi sebagaimana hal tersebut akan lebih mahal dibandingkan dengan meminjam uang. Walaupun jika suatu perusahaan lain memilih untuk menggunakan dananya sendiri untuk investasi, tingkat bunga menunjukkan suatu biaya kesempatan dari investasi dana tersebut daripada meminjamkan untuk mendapatkan bunga.
analisis jurnal
Tema :
Investasi
Judul :
“Pengaruh tingkat Suku Bunga dan Tingkat Likuiditas Perusahaan terhadap Risiko Investasi Saham yang Terdaftar pada Jakarta Islamic Index”
Latar Belakang :
Pandangan yang selama ini ada dalam kebanyakan masyarakat kita menyebutkan bahwa investasi sebagai sesuatu yang mahal dan penuh risiko. Padahal kita tahu bahwa dengan menyimpan uang di celengan, membeli tanah, membeli emas adalah beberapa contoh jenis investasi yang cukup mudah dilaksanakan bagi sebagian masyarakat kita. Jenis investasi lain yang sudah berkembang dan sudah banyak dilakukan de hamper seluruh Negara di dunia ini adalah investasi di pasar modal.
MASALAH :
Masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah mengenai bagaimana seorang investor memahami secara pasti potensi yang ada dalam investasi tersebut, apakah investor bisa mendapatkan keuntungan atau berpotensi menderita kerugian. Serta bagaimana seorang investor memaksimalkan tingkat return yang diperoleh dan meminimalkan potensi risiko yang akan terjadi.
TUJUAN :
Penelitian ini ditujukan untuk memberi informasi kepada para penanam saham (investor) tentang hubungan tingkat suku bunga SBI dengan risiko investasi. Serta memberitahukan bahwa para investor harus memperhatikan faktor-faktor di luar factor mikro dan makro ekonomi seperti kondisi social, politik dan keamanan yang bisa mempengaruhi naik turunya harga saham.
  V-class metode riset no 3

 Diskusikan manfaat dan tujuan pentingnya metodologi penelitian dalam penelitian ilmiah?
 
1. Mengetahui arti pentingnya penelitian
2. Menilai hasil-hasil penelitian
3. Dapat melahirkan sikap dan pola piker yang skeptic, analitik, kritik dan kreatif

v-class metode riset no 2


1. Diskusikan dan jelaskan manfaat Tinjauan Teori dan Pengembangan Hipotesis?
Manfaat tinjauan teori dan pengembangan hipotesis adalah sebagai pedoman atau petunjuk agar dapat mengembangkan suatu hipotesis yg nantinya menjadi suatu informasi.
 Tugas metode riset no 1



1. Diskusikan manfaat pentingnya metodologi dan metode riset dalam kehidupan sehari-hari.?
    Ternyata metodologi dan metode riset memiliki manfaat dalam kehidupan sehari - hari kita. Seperti ketika kita ingin membeli suatu produk atau barang , tentu kita melihat terlebih dahulu mitivasi kita membeli , tujuan kita membeli barang tsb dan membandingan produk merk x dengan merk y.


Selasa, 23 Oktober 2012


 Nama: Arief Budiman
 Kelas: 3EA18
 Npm   : 11210044






. ANALISIS JURNAL
Tema :
Investasi
Judul :
“Pengaruh tingkat Suku Bunga dan Tingkat Likuiditas Perusahaan terhadap Risiko Investasi Saham yang Terdaftar pada Jakarta Islamic Index”
Latar Belakang :
Pandangan yang selama ini ada dalam kebanyakan masyarakat kita menyebutkan bahwa investasi sebagai sesuatu yang mahal dan penuh risiko. Padahal kita tahu bahwa dengan menyimpan uang di celengan, membeli tanah, membeli emas adalah beberapa contoh jenis investasi yang cukup mudah dilaksanakan bagi sebagian masyarakat kita. Jenis investasi lain yang sudah berkembang dan sudah banyak dilakukan de hamper seluruh Negara di dunia ini adalah investasi di pasar modal.
MASALAH :
Masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah mengenai bagaimana seorang investor memahami secara pasti potensi yang ada dalam investasi tersebut, apakah investor bisa mendapatkan keuntungan atau berpotensi menderita kerugian. Serta bagaimana seorang investor memaksimalkan tingkat return yang diperoleh dan meminimalkan potensi risiko yang akan terjadi.
TUJUAN :
Penelitian ini ditujukan untuk memberi informasi kepada para penanam saham (investor) tentang hubungan tingkat suku bunga SBI dengan risiko investasi. Serta memberitahukan bahwa para investor harus memperhatikan faktor-faktor di luar factor mikro dan makro ekonomi seperti kondisi social, politik dan keamanan yang bisa mempengaruhi naik turunya harga saham.
METODOLOGI PENELITIAN :
Data :
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif (berupa angka-angka). Sumber data pada penelitian ini adalah sumber data sekunder. Data ini diperoleh melalui Indonesian Capital Market Directory (ICMD), Bank Indonesia, dan website mengenai pasar modal.
Variabel :
Penelitian ini berusaha untuk mengetahui hubungan antara dua variabel bebas, yaitu tingkat suku bunga (X) dan tingkat likuidaitas perusahaan (X) terhadap risiko investasi (Y) yang merupakan variabel terikat.
Tahapan Penelitian :
1. Analisis data : Untuk menganalisis hubungan variabel tingkat suku bunga dan tingkat likuiditas perusahaan terhadap variabel tingkat risiko investasi dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi berganda. Adapaun persamaa regresi berganda dituliskan :
Y = a + b X + b X
2. Uji Hipotesis : Untuk menguji variabel peneliti menggunakan SPSS 15.0 for Windows.
MODEL
Matematis :
Y = a + bx
= a + b1x1 + b2x2 + e
RI = a + b1 TSB + b2 LP + e
HASIL :
Setelah dilakukan analisis uji normalitas dan asumsi klasik terhadap data yang digunakan dalam penelitian ini maka dapat diketahui bahwa data yang digunakan dalam analisis memiliki distribbusi yang normal dan memenuhi persyaratan uji asumsi klasik.
Terlihat bahwa penelitian ini menunjukkan kesesuaian dengan konsep resiko investasi dimana resiko dibagi menjadi dua resiko yaitu risiko sistematis dan risiko tidak sistematis. Hasil penelitian ini didukung juga oleh penelitian terdahulu yang menyebutkan bahwa tingkat suku bunga SBI terbukti mempengaruhi risiko sistematis perusahaan manufaktur. Semakin kecil suku bunga Bank Indonesia maka semakin besar risiko sistematik saham.
Adanya kontribusi secara signifikan dari variabel ini menunjukkan berperannya informasi tentang perusahaan variabel suku bunga terhadap risiko investasi atau dapat dikatakan bahwa investor memperhatikan tingkat suku bunga dalam menentukan risiko investasi pada suatu saham.
KESIMPULAN :
Dengan memperhatikan hasil analisis yang berkaitan dengan rumusan masalah dalam penelitian ini, maka di tarik kesimpulan bahwa tingkat suku bunga yang ditunjukkan oleh tingkat suku bunga SBI sebagai tingkat kenaikan bunga bebas resiko terbukti berpengaruh signifikan terhadap risiko investasi. Arah pengaruhnya konsisten dengan teori yang menyatakan bahwa jika tingkat suku bunga tinggi, maka akan mengakibatkan harga saham naik dan risiko investasi menjadi meningkat. Tingkat likuiditas perusahaan yang ditunjukkan oleh rasip lancer tidak berpengaruh signifikan terhadap risiko investasi.


II. ANALISIS JURNAL

TEMA
“Pentingnya Alat Pengendalian, Evaluasi & Sistem Umpan Balik Pada suatu Industri”
LATAR BELAKANG
Pengendalian manajemen menjadi salah satu area penting dalam penelitian perilaku organisasi, sejalan dengan pertumbuhan tekanan ekonomi, iklim industri yang tidak menentu, krisis ekonomi, dan keadaan lingkungan eksternal lainnya seperti konsumen, tingkat persaingan, pasar, pemasok, distributor, sikap masyarakat dan pemerintah.
MASALAH:
Keefektifan suatu sistem pengendalian ditentukan antara lain oleh seberapa jauh sistem tersebut sesuai dengan karakteristik organisasi. Pendekatan kontijensi ini mengatakan bahwa sistem pengendalian akan lebih bisa menunjang pencapaian tujuan organisasi apabila desainnya sesuai dengan kondisi lingkungan organisasi. Sebaliknya sistem pengendalian yang tidak sesuai dengan karakteristik organisasi bisa menimbulkan dysfunctional behavior bagi anggota organisasi.
TUJUAN:
Untuk mengetahui perbedaan proses sistem pengendalian manajemen (SPM) yang difokuskan pada alat pengendalian sebagai atribut SPM dan mekanisme SPM yaitu evaluasi dan sistem umpan balik pada industri manufaktur dan jasa di Jakarta
Penelitian ini dilakukan di organisasi jasa dan manufaktur dengan alasan kedua organisasi ini cukup berbeda secara signigikan dari sisi karakteristik dan jenis industri yang dihasilkan sehingga membuat sistem pengendalian manajemen mempunyai bentuk dan ukuran efektifitas yang berbeda pula untuk masing-masing jenis usaha tersebut.
METODOLOGI
Penelitian ini menggunakan metode survey ke manajer suatu unit bisnis, pusat laba atau divisional dalam perusahaan baik manufaktur maupun jasa yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta, Hipotesis diuju dengan analisis varians (ANOVA)
ANALISIS
Deskripsi :
Sistem pengendalian organisasi yang juga disebut sebagai sistem pengendalian administratif atau birokratis, didesain untuk mengarahkan atau mengatur aktivitas anggota organisasi agar sesuai dengan karakteristik organisasi.
Keberhasilan suatu sistem pengendalian ditentukan antara lain oleh seberapa jauh sistem tersebut sesuai dengan karakteristik organisasi.
Alat analisis & Perhitungan:
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian observasi dan survey.
Kesimpulan :
Berdasarkan hasil analisis data dalam penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara sistem pengendalian manajemen yang diukur melalui alat pengendalian atau atribut pengendalian, mekanisme evaluasi berdasarkan anggaran dan sistem umpan balik baik pada kelompok industi manufaktur maupun jasa.

III. ANALISIS JURNAL
TEMA
“Peranan Sektor Pertanian & Sektor Unggulan Terhadap Pembangunan Kawasan Ekonomi Propinsi Jawa Barat”
LATAR BELAKANG
Agro industri sebagai subsistem pertumbuhan yang mempunyai potensi sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi, karena memiliki peluang pasar & nilai tambah yang besar. Pengembangan agroindustri dapat menjadi pintu mask proses transformasi struktur ekonomi dari pertanian ke industri.
MASALAH & TUJUAN
Masalah:
Peranan sektor pertanian, selain sebagai sumber penghasil devisa yang besar, juga merupakan sumber kehidupan bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Sektor pertanian juga banyak menyerap tenaga kerja yang pada umumnya adalah tenaga kerja yang tidak terdidik, tidak memiliki keterampilan & pemerataan pendapatan yang tidak merata. Atas kondisi ini sehingga bargaining power yang dimiliki oleh para petani sangat lemah, sehingga nilai jual produk juga sangat berpengaruh terhadap kondisi ini.
Tujuan:
1. Seberapa besar tingkat kontribusi sektor pertanian dalam perekonimian daerah dan apa yang bisa dilakukan oleh pemerintah daerah untuk mengembangkan daerahnya.
2. Menganalisis sektor-sektor mana yang dapat memberikan efek multiplier yang besar
3. Menetapkan subsektor unggulan mana yang potensial untuk dikembangkan di propinsi Jawa Barat
METODOLOGI
Menggunakan pendekatan IRIO (Interregional Input-Output) yang merupakan metode pengembangan dari Input-Output Analysis.
Metode Analisis:
1. Analisis deskriptif dan atau tabulasi dengan melalui tabel-tabel, grafik, dan diagram, seperti data-data dari BPS, Departemen Perindustrian dan Perdagangan, Departemen Pertanian, serta dinas-dinas terkait.
2. Analisis kuantitatif meliputi metode penentuan kawasan adalah: Location Quotient (LQ), Analisis Shift-share, Analisis IO (input-output) dan Analisis IRIO (interregional input-output)
ANALISIS
Deskripsi:
Ekonomi pertanian merupakan salah satu disiplin ilmu dalam ilmu ekonomi yang menerangkan dan mempelajari masalah-masalah pembangunan pertanian, dan diharapkan dapat memberikan alternatif-alternatif baru baik untuk mengatasi permasalahan ekonomi yang tibul maupun utnutk mewujudkan cita-cita bangsa guna meningkatkan kualitas hidup masyarakat petani khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya.
Alat analisis & perhitungan :
Menggunakan pendekatan IRIO (Interregional Input-Output) yang merupakan metode pengembangan dari Input-Output Analysis.
Metode Analisis;
1. Analisis deskriptif dan atau tabulasi dengan melalui tabel-tabel, grafik, dan diagram, seperti data-data dari BPS, Departemen Perindustrian dan Perdagangan, Departemen Pertanian, serta dinas-dinas terkait.
2. Analisis kuantitatif meliputi metode penentuan kawasan adalah: Location Quotient (LQ), Analisis Shift-share, Analisis IO (input-output) dan Analisis IRIO (interregional input-output)
Kesimpulan:
Tingkat kontribusi margin sektor di Propinsi Jawa Barat adalah sektor industri pengolahan, perdagangan, hotel, dan restoran, dan sektor pertanian (pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan) yang mempunyai nilai diatas 10% dari total PDRBnya.
Sektor yang memiliki nilai multiplier besar terhadap perekonomian secara nasional sesuai dengan sektor unggulan Propinsi Jawa Barat, yaitu subsektor peternakan dan hasil-hasilnya
Sektor dan subsektor unggulan Propinsi Jawa Barat berdasarkan analisis IRIO adalah sektor industri pengolahan, sektor bangunan dan sektor perdagangan, hotel & restoran.

PENJELASAN :

Bila kita lihat dari ke 3 jurnal tersebut akan sangat erat kaitannya dengan perekonomian baik itu investasi, pembangunan ekonomi, dan perindustri, namun pembahasan maupun kesimpulan akan bisa meluas dan berbeda dari setiap jurnal, karena baik pokok masalah, tujuan bahkan metode serta analisis yang digunakan setiap jurnal pasti berbeda.

Minggu, 21 Oktober 2012

 NAMA :ARIEF BUDIMAN
KELAS : 3EA18
NPM :11210044


penggunaan segmentasi pasar dalam penetapan strategi pemasaran
Faktor penting lain yang harus diperhitungkan ketika mengembangkan strategi pemasaran untuk konsumen adalah "segmentasi pasar". Segmentasi pasar berarti membagi pelanggan potensial perusahaan ke dalam berbagai segmen atau kelompok (misalnya, berdasarkan usia, jenis kelamin, agama, lokasi, dll) dan kemudian memfokuskan strategi pemasaran pada satu atau lebih kelompok-kelompok. Bila menggunakan segmentasi pasar, penting untuk menentukan apa faktor-faktor yang akan dipertimbangkan. Faktor-faktor yang disebut variabel segmentasi. Variabel segmentasi perlu berhubungan dengan kebutuhan, penggunaan, atau perilaku terhadap produk atau jasa. Sebagai contoh, produsen gitar akustik akan paling mungkin segmen pasar berdasarkan usia, yaitu, strategi pemasaran mereka akan dirancang untuk menarik dan mempengaruhi remaja.
Sumber daya dan kemampuan perusahaan untuk menentukan jumlah dan ukuran segmen pasar yang mereka dapat berharap untuk menarik dengan strategi pemasaran mereka. Jenis produk dan layanan, serta variasi dalam kebutuhan pelanggan mereka, akan memainkan peran dalam ukuran dan jumlah segmen pasar yang ditargetkan. Memilih variabel segmentasi yang tepat adalah bagian penting dalam penargetan pasar konsumen tertentu. Memilih variabel segmentasi yang tepat adalah bagian penting dalam penargetan pasar konsumen tertentu.
Segmentasi pasar merupakan tindakan untuk mengidentifikasi dan membentuk kelompok pembeli yang terpisah-pisah yang mungkin membutuhkan produk dan bauran pemasaran yang tersendiri. Pada penelitian ini basis segmentasi yang digunakan adalah gaya hidup yang dapat mempengaruhi bauran pemasaran dan preferensi terhadap bauran pemasaran dari E-Commerce. Ini berarti basis segmentasi ini dilihat dari perilaku mereka terhadap bauran pemasaran. Dengan kesamaan karakteristik perilaku yang berpengaruh terhadap bauran pemasaran ini diharapkan setiap segmen yang terbentuk dapat didekati dengan penawaran yang tepat sehingga meningkatkan kepuasan pelanggan dari masing-masing segmen.
Dari kedelapan elemen bauran pemasaran yang digunakan terdapat 6 elemen yang signifikan dalam membedakan antar segmen, yaitu produk, promosi, bukti fisik, komunitas, proses dan harga. Dua yang lain yaitu tempat dan perubahan ternyata untuk tingkat kepercayaan 95% tidak dapat digunakan untuk membedakan segmen. Ini berarti setiap segmen mempunyai preferensi bauran pemasaran yang sama terhadap kedua elemen tersebut.

 NAMA: ARIEF BUDIMAN

KELAS: 3EA18

 NPM : 11210044

PERILAKU KONSUMEN TERHADAP PERKEMBANGAN TI (TEKNOLOGI INFORMASI)


Perkembangan TI (teknologi informasi) sekarang telah merubah perilaku konsumen.TI yg perkembangannya sangat pesat membuat perubahan yang sangat signifikan terhadap perilaku konsumen.Akibat perkembangan itu perilaku konsumen telah merubah ke arah modernisasi.Mulai dari perkembangan televisi,ponsel,internet dll.Perkembangan perkembangan tersebut secara otomatis mempengaruhi perilaku ,kebiasaan,kegiatan masyarakat yang notabenya adalah konsumen Sebagai contohnya adalah perkembangan televisi.televisi adalah perkembangan IT yang sangat mempengaruhi perilaku konsumen.Konsumen dapat mendapat informasi yang sangat cepat tentang barang barang terbaru dan kecanggihan barang barang yang tersedia dalam pasaran.Dengan televisi konsumen bisa mendapat informasi barang yang dijual oleh penjual tanpa kita harus mendatangi penjual.Alasan saya memilih televisi karena pengaruh dari televisi itu sendiri .Pengaruh yang besar terhadap kehidupan masyarakat baik perilaku,kegiatan,dan kebiasaan.Televisi juga merupakan perkembangan teknologi informasi yang dapat di jangka oleh hampir seluruh lapisan dan aspek masyarakat.


tulisan di atas menggambarkan minatnya terhadap teknologi informasi terutama televisi. Di jaman modern seperti ini perkembangan teknologi sangat canggih. tak pelak lagi, konsumen pun berbondong-bondong untuk menggunakan teknologi tersebut.

 Nama  : ARIEF BUDIMAN
 Kelas  : 3EA18

 Npm    : 11210044


Perilaku Konsumen : Definisi dan Tipe, Sifat dan Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen


Pengertian Perilaku Konsumen
Menurut Engel, Blackwell dan Miniard (1990), perilaku konsumen diartikan “…. Those actions directly involved in obtaining, consuming, and disposing of products and services, including the decision processes that precede and follow this action” (p.3).
Perilaku konsumen merupakan tindakan–tindakan yang terlibat secara langsung dalam memperoleh, mengkonsumsi, dan membuang suatu produk atau jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan – tindakan tersebut.
Menurut Mowen (1995), “ Consumer behavior is defined as the study of the buying units and the exchange processes involved in acquiring, consume, disposing of goods, services, experiences, and ideas” (p.5).
Perilaku konsumen adalah aktivitas seseorang saat mendapatkan, mengkonsumsi, dan membuang barang atau jasa (Blackwell, Miniard, & Engel, 2001). Sedangkan The American Marketing Association mendefinisikan perilaku konsumen sebagai interaksi dinamis dari pengaruh dan kesadaran, perilaku, dan lingkungan dimana manusia melakukan pertukaran aspek hidupnya. Dalam kata lain perilaku konsumen mengikutkan pikiran dan perasaan yang dialami manusia dan aksi yang dilakukan saat proses konsumsi (Peter & Olson, 2005). Perilaku konsumen menitikberatkan pada aktivitas yang berhubungan dengan konsumsi dari individu. Perilaku konsumen berhubungan dengan alasan dan tekanan yang mempengaruhi pemilihan, pembelian, penggunaan, dan pembuangan barang dan jasa yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan pribadi (Hanna & Wozniak, 2001).

Tipe – Tipe Perilaku Pembelian

Menurut Wilkie (1990), tipe perilaku konsumen dalam melakukan pembelian dikelompokkan menjadi empat berdasarkan tingkat keterlibatan pembeli dan tingkat keterlibatan diferensiasi merek, yang dijelaskan sebagai berikut :
a. Budget Allocation (Pengalokasian budget)
Pilihan konsumen terhadap suatu barang dipengaruhi oleh cara bagaimana membelanjakan atau menyimpan dana yang tersedia, kapan waktu yang tepat untuk membelanjakan uang dan apakah perlu melakukan pinjaman untuk melakukan pembelian.
b. Product Purchase or Not (Membeli produk atau tidak)
Perilaku pembelian yang menggambarkan pilihan yang dibuat oleh konsumen, berkenaan dengan tiap kategori produk atau jasa itu sendiri.
c. Store Patronage (Pemilihan tempat untuk mendapatkan produk)
Perilaku pembelian berdasarkan pilihan konsumen, berdasarkan tempat atau di mana konsumen akan melaksanakan pembelian produk atau jasa tersebut. Misalnya, apakah lokasi bakery menjadi salah satu faktor yang menentukan konsumen dalam melakukan proses pembelian.
d. Brand and Style Decision (Keputusan atas merek dan gaya)
Pilihan konsumen untuk memutuskan secara terperinci mengenai produk apa yang sebenarnya ingin dibeli.

sifat dari perilaku konsumen yaitu:
1. Consumer Behavior Is Dynamic
Perilaku konsumen dikatakan dinamis karena proses berpikir, merasakan, dan aksi dari setiap individu konsumen, kelompok konsumen, dan perhimpunan besar konsumen selalu berubah secara konstan. Sifat yang dinamis demikian menyebabkan pengembangan strategi pemasaran menjadi sangat menantang sekaligus sulit. Suatu strategi dapat berhasil pada suatu saat dan tempat tertentu tapi gagal pada saat dan tempat lain. Karena itu suatu perusahaan harus senantiasa melakukan inovasi-inovasi secara berkala untuk meraih
konsumennya.

2. Consumer Behavior Involves Interactions
Dalam perilaku konsumen terdapat interaksi antara pemikiran, perasaan, dan tindakan manusia, serta lingkungan. Semakin dalam suatu perusahaan memahami bagaimana interaksi tersebut mempengaruhi konsumen semakin baik perusahaan tersebut dalam memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen serta memberikan value atau nilai bagi konsumen.
3. Consumer Behavior Involves Exchange
Perilaku konsumen melibatkan pertukaran antara manusia. Dalam kata lain seseorang memberikan sesuatu untuk orang lain dan menerima sesuatu sebagai gantinya.

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Pelanggan

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku pelanggan. Faktor-faktor tersebut dibedakan menjadi 2 bagian yaitu faktor-faktor yang berasal dari dalam diri pribadi seorang konsumen dan faktor-faktor yang berasal dari lingkungan sekitar seorang konsumen.

A. Individual Determinants of Consumer Behavior
1. Demografis, psikografis, dan kepribadian
Demografis berhubungan dengan ukuran, struktur, dan pendistribusian populasi. Demografis berperan penting dalam pemasaran. Demografis membantu peramalan trend suatu produk bertahun-tahun mendatang serta perubahan permintaan dan pola konsumsi.
Psikografis adalah sebuah teknik operasional untuk mengukur gaya hidup. Dalam kata lain psikografis adalah penelitian mengenai profil psikologi dari konsumen. Psikografis memberikan pengukuran secara kuantitatif maupun kualitatif. Bila demografis menjelaskan siapa yang membeli suatu produk, psikografis menekankan pada penjelasan mengapa produk tersebut dibeli. Sangat penting untuk meneliti faktor psikografis termasuk kepercayaan dan nilai karena kesuksesan industri organik akan bergantung pada tingkat kemampuan memobilisasi konsumen untuk menerima produk organik (Lea & Worsley, 2005).
Kepribadian dalam bidang pemasaran memiliki arti sebagai respon yang konsisten terhadap pengaruh lingkungan. Kepribadian adalah tampilan psikologi individu yang unik dimana mempengaruhi secara konsisten bagaimana seseorang merespon lingkungannya.
2. Motivasi konsumen
Dalam menjawab pertanyaan mengenai mengapa seseorang membeli produk tertentu, hal ini berhubungan dengan motivasi seorang konsumen. Motivasi konsumen mewakili dorongan untuk memuaskan kebutuhan baik yang bersifat fisiologis maupun psikologis melalui pembelian dan penggunaan suatu produk.
3. Pengetahuan konsumen
Pengetahuan konsumen dapat diartikan sebagai himpunan dari jumlah total atas informasi yang dimemori yang relevan dengan pembelian produk dan penggunaan produk. Misalnya apakah makanan organik itu, kandungan nutrisi yang terdapat di dalamnya, manfaatnya bagi kesehatan, dan lain-lain.
4. Intensi, sikap, kepercayaan, dan perasaan konsumen
Intensi adalah pendapat subjektif mengenai bagaimana seseorang bersikap di masa depan. Ada beberapa jenis intensi konsumen. Intensi pembelian adalah pendapat mengenai apa yang akan dibeli. Intensi pembelian kembali adalah apakah akan membeli barang yang sama dengan sebelumnya. Intensi pembelanjaan adalah dimana konsumen akan merencanakan sebuah produk akan dibeli. Intensi pengeluaran adalah berapa banyak uang yang akan digunakan. Intensi pencarian mengindikasikan keinginan seseorang untuk melakukan pencarian. Intensi konsumsi adalah keinginan seseorang untuk terikat dalam aktifitas konsumsi.
Sikap mewakili apa yang disukai maupun tidak disukai oleh seseorang. Sikap seorang konsumen mendorong konsumen untuk melakukan pemilihan terhadap beberapa produk. Sehingga sikap terkadang diukur dalam bentuk preferensi atau pilihan konsumen. Preferensi itu sendiri dapat dikatakan sebagai suatu sikap terhadap sebuah objek dan relasinya terhadap objek lain. Kepercayaan dapat didefinisikan sebagai penilaian subjektif mengenai hubungan antara dua atau lebih benda. Suatu kepercayaan dibentuk dari
pengetahuan. Apa yang telah seseorang pelajari mengenai suatu produk mendorong timbulnya kepercayaan tertentu mengenai produk tersebut. Perasaan adalah suatu keadaan yang memiliki pengaruh (seperti mood seseorang) atau reaksi. Perasaan dapat bersifat positif maupun negatif tergantung kepada setiap individu. Perasaan juga memiliki pengaruh terhadap penentuan sikap seorang konsumen.

B. Environmental Influences on Consumer Behavior
1. Budaya, etnisitas, dan kelas sosial
Budaya adalah kumpulan nilai, ide, artefak, dan simbol-simbol lain yang membantu seseorang untuk berkomunikasi, mengartikan, dan mengevaluasi sebagai bagian dari suatu lingkungan. Budaya terbagi menjadi dua yaitu abstrak dan elemen material yang memberikan kemampuan bagi seseorang untuk mendefinisikan, mengevaluasi, dan membedakan antarbudaya. Elemen abstrak terdiri atas nilai-nilai, sikap, ide, tipe kepribadian, dan kesimpulan gagasan seperti agama atau politik. Material komponen terdiri atas benda-benda seperti buku, komputer, gedung, peralatan, dan lain-lain.
Etnisitas adalah suatu elemen penting dalam menentukan suatu budaya dan memprediksi keinginan dan perilaku konsumen. Perilaku konsumen adalah suatu fungsi dari perasaan etnisitas sebagaimana dengan identitas budaya, keadaan sosial, dan tipe produk.
Kelas sosial dapat didefinisikan sebagai divisi yang bersifat relatif permanen dan homogenus dalam suatu kumpulan sosial dimana individual atau keluarga saling bertukar nilai, gaya hidup, ketertarikan, kekayaan, status, pendidikan, posisi ekonomi, dan perilaku yang sama. Penelitian pemasaran seringkali berfokus pada variabel-variabel kelas sosial karena penentuan produk apa yang akan dibeli oleh konsumen ditentukan oleh kelas sosial.
2. Keluarga dan pengaruh rumah tangga
Secara ilmiah keluarga dapat diartikan sebagai sekelompok yang terdiri dari dua atau lebih individu yang berhubungan darah, pernikahan, atau adopsi yang tinggal berdampingan. Sedangkan rumah tangga adalah semua orang, baik yang berelasi maupun tidak berelasi yang menempati sebuah unit rumah. Keluarga maupun pengaruh rumah tangga mempengaruhi sikap pembelian konsumen. Misalnya kelahiran anak mempengaruhi suatu keluarga untuk menambah perabotan, bahan makanan bayi, dan lain-lain.
3. Kelompok dan pengaruh personal
Suatu perilaku konsumen tak lepas dari pengaruh kelompok dan personal yang dianutnya. Reference group adalah seseorang atau sekelompok orang yang mempengaruhi perilaku individu secara signifikan. Reference group dapat berupa artis, atlit, tokoh politik, kelompok musik, partai politik, dan lain-lain. Reference group mempengaruhi dalam beberapa cara. Pertama-tama reference group menciptakan sosialisasi atas individu. Kedua reference group berperan penting dalam membangun dan mengevaluasi konsep seseorang dan membandingkannya dengan orang lain. Ketiga, reference group menjadi alat
untuk mendapatkan pemenuhan norma dalam sebuah kelompok sosial.


sumber: http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/08/perilaku-konsumen-definisi-dan-tipe.html