>>>>>>>>>>>SELAMAT DATANG DI BLOG SAYA,KLO DI COPAS HARUS ADA LINK DAN IZIN DARI SAYA <<<<<<<<<<<

Rabu, 23 Januari 2013

karakteristik konsumen indonesia & faktor yg paling memepengaruhi konsumen indonesia

 
 TUGAS SOFTSKILL (Perilaku Konsumen)
Nama: Arief Budiman
Kelas: 3EA18
Npm : 11210044
 
 
 
 
Karakteristik dari Konsumen Indonesia (pada umumnya)
Indonesia memilki lebih dari 220 juta penduduk dengan ratusan suku yang tersebar di berbagai pulai.Sekalipun berbeda-beda suku dan bahasa,namun pasti ada kesamaan karakter,yang bisa dijadikan patokan bagi para marketer untuk menjalankan strategi marketing.10 karakter unik konsumen Indonesia bisa di jadikan referensi yang pas untuk itu.Namun Anda harus hati-hati menyelami karakter ini.
Karakter dari konsumen Indonesia itu antara lain :
1. Berpikir jangka pendek (short term perspective), ternyata sebagian besar konsumen Indonesia hanya berpikir jangka pendek dan sulit untuk diajak berpikir jangka panjang, salah satu cirinya adalah dengan mencari yang serba instant.
2. Tidak terencana (dominated by unplanned behavior). Hal ini tercermin pada kebiasaan impulse buying, yaitu membeli produk yang kelihatannya menarik (tanpa perencanaan sebelumnya).
3.Suka berkumpul. Masyarakat Indonesia mempunyai kebiasaan suka berkumpul (sosialisasi). Salah satu indikator terkini adalah situs social networking seperti Facebook dan Twitter sangat diminati dan digunakan secara luas di Indonesia.
4. Gagap teknologi (not adaptive to high technology). Sebagian besar konsumen Indonesia tidak begitu menguasai teknologi tinggi. Hanya sebatas pengguna biasa dan hanya menggunakan fitur yang umum digunakan kebanyakan pengguna lain.
5. Berorientasi pada konteks (context, not content oriented). Konsumen kita cenderung menilai dan memilih sesuatu 
dari tampilan luarnya. Dengan begitu,konteks-konteks yang meliputi suatu hal justru lebih menarik ketimbang hal itu sendiri.
6. Suka buatan Luar Negeri (receptive to COO effect). Sebagian konsumen Indonesia juga lebih menyukai produk luar negeri daripada produk dalam negeri, karna bias dibilang kualitasnya juga lebih bagus dibanding produk di indonesia
7.  Beragama(religious). Konsumen Indonesia sangat peduli terhadap isu agama. Inilah salah satu karakter khas konsumen Indonesia yang percaya pada ajaran agamanya. Konsumen akan lebih percaya jika perkataan itu dikemukakan oleh seorang tokoh agama, ulama atau pendeta. Konsumen juga suka dengan produk yang mengusung simbol-simbol agama.
 8. Gengsi (putting prestige as important motive). Konsumen Indonesia amat getol dengan gengsi. Banyak yang ingin cepat naik “status” walau belum waktunya. Saking pentingnya urusan gengsi ini, mobil-mobil mewah pun tetap laristerjual di negeri kita pada saat krisis ekonomi sekalipun. Menurut Handi Irawan D, ada tiga budaya yang menyebabkangengsi. Konsumen Indonesia suka bersosialisasi sehingga mendorong orang untuk pamer. Budaya feodal yang masihmelekat sehingga menciptakan kelas-kelas sosial dan akhirnya terjadi “pemberontakan” untuk cepat naik kelas. Masyarakat kita mengukur kesuksesan dengn materi dan jabatan sehingga mendorong untuk saling pamer.
9.  Budaya lokal (strong in subculture). Sekalipun konsumen Indonesia gengsi dan menyukai produk luar negeri, namun unsur fanatisme kedaerahan-nya ternyata cukup tinggi. Ini bukan berarti bertentangan dengan hukum perilaku yang lain.
10. Kurang peduli lingkungan (low consciousness towards environment). Salah satu karakter konsumen Indonesia yang unik adalah kekurang pedulian mereka terhadap isu lingkungan. Tetapi jika melihat prospek kedepan kepedulian konsumen terhadap lingkungan akan semakin meningkat, terutama mereka yang  tinggal di perkotaan begitu pula dengan kalangan menengah atas relatif lebih mudah paham dengan isu lingkungan. Lagi pula mereka pun memiliki daya beli terhadap harga premium sehingga akan lebih mudah memasarkan produk dengan tema ramah lingkungan terhadap mereka.

  Faktor-faktor yang mempengaruhi Perilaku 


Sikap konsumen akan mempengaruhi pilihannya dalam membeli, dimana seseorang mempunyai sikap terhadap segala sesuatu, misalnya : agama, politik, pakaian, makanan, dan lain-lain. Sikap menempatkan seseorang dalam kerangka berpikir, menyukai atau tidak menyukai, menghampiri atau menjual. Menurut Azwar (1988:24) ada beberapa faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap yaitu : pengalaman pribadi, kebudayaan, orang lain yang dianggap penting, media massa, institusi atau lembaga pendidikan dan lembaga agama serta faktor emosi dalam diri individu. Hal tersebut menunjukkan bahwa sikap konsumen bisa diubah. Dua cara lain yang bisa dilakukan pemasar untuk mempengaruhi seseorang untuk membeli produk atau merek yaitu : menyesuaikan atribut-atribut produknya dengan sikap konsumen yang telah ada, atau dengan mengubah sikap konsumen. Pilihan manapun dilakukan tentunya didasarkan pada biaya yang dikeluarkan untuk setiap alternatif.
 Menurut Krech dan Crutch field (1984:152), sikap adalah suatu organisasi yang abadi tentang motivasi, emosi, persepsi, dan proses kognitif mengenai beberapa aspek lingkungannya. Menurut Fishbein & Aizein (1975:6), sikap merupakan suatu kecenderungan yang terpelajari dalam memberikan respon menguntungkan atau tidak menguntungkan secara konsisten mengenai obyek tertentu. Sedangkan menurut Loudon dan Bitta (1993:423), sikap merupakan penilaian positif atau negatif, menyenangkan atau tidak menyenangkan, setuju atau tidak setuju dari perasaan seseorang terhadap suatu obyek. Namun selanjutnya Fishbein (1993:422) menyatakan bahwa lebih dari 100 definisi tentang sikap, dengan demikian maka belum ada kesepakatan yang baru tentang definisi sikap.
Factor yg mempengaruhi perilaku konsumen indonesia
   Faktor Budaya
Budaya adalah penyebab paling mendasar dari keinginan dan tingkah laku sesorang karena budaya tumbuh dalam suatu masyarakat sejak kecil. Pengertian budaya itu sendiri adalah kumpulan nila-nilai dasar, persepsi, keinginan, dan tingkah laku yang dipelajari oleh seorang anggota masyarakat dari keluarga dan lembaga penting lainnya (Philip Kotler, 1997). Setiap masyarakat mempunyai budaya dan pengaruh budaya pada tingkah laku pembelian bervariasi amat besar, oleh karenanya pemasar selalu mencoba menemukan pergeseran budaya agar dapat mengetahui produk baru yang mungkin diinginkan.
 Sub-budaya
Subbudaya adalah sekelompok orang yang mempunyai system nilai sama berdasarkan pada pengalaman hidup dan situasi, termasuk juga agama, kelompok ras, dan wilayah geografi (Philip Kotler,1997). Banyak subbudaya membentuk segmen pasar penting, dan pemasar sering merancang produk dan program pemasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka.
 Kelas Sosial
Kelas sosial adalah divisi masyarakat yang relatif permanen dan teratur dengan para anggota yang menganut nilai-nilai, minat, dan tingkah laku yang serupa (Philip Kotler, 1997). Kelas sosial menentukan pemilihan produk dan merek tertentu dalam bidang-bidang seperti pakaian, peralatan rumah tangga dan sebagainya.       
Faktor Sosial
Tingkah laku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial, seperti kelompok kecil, keluarga, serta peran dan status sosial konsumen.
  1. Kelompok Acuan
Tingkah laku seseorang yang dipengaruhi oleh kelompok kecil. Kelompok yang mempunyai pengaruh langsung dan seseorang yang menjadi anggotanya disebut kelompok keanggotaan. Beberapa merupakan kelompok primer yang mempunyai interaksi reguler tapi informal, seperti keluarga, teman, tetangga, dan rekan kerja. Beberapa merupakan kelompok sekunder, mempunyai interaksi lebih formal dan kurang reguler, mencakup kelompok keagamaan, asosiasi professional, dan serikat pekerja. Kelompok acuan berfungsi sebagai titik perbandingan atau acauan langsung (tatap muka) atau tidak langsung dalam membentuk sikap dan tingkah laku sesorang (Philip Kotler,1997).
2.      Keluarga
Selain kelompok keluarga juga sangat mempengaruhi tingkah laku pembeli. Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat, salah satu contoh yang paling dominan adalah keterlibatan suami-istri dalam proses pembelian.(Philip Kotler, 1997)
3.      Peran dan Status
Peran dan status seseorang ketika dia menjadi anggota kelompok, klub organisasi, posisinya ditentukan banyak peran dan status seseorang itu sendiri dalam organisasi, setiap peran membawa status yang mencerminkan penghargaan yang diberikan oleh masyarakat misalnya peran manajer masyarakat mempunyai status yang lebih tinggi dalam masyarakat dibanding peran masyarakat lain pada umumnya.
 d. Faktor Pribadi
Keputusan seseorang sebelum membeli suatu produk juga dapat dipengaruhi oleh faktor pribadi antara lain yaitu:
  1. Umur dan Tahap Daur Hidup
Orang mengubah barang dan jasa yang mereka beli selama masa hidupnya. Selera akan makanan, pakaian, perabotan dan rekreasi sering kali berhubungan dengan umur. Membeli juga dibentuk oleh tahap daur hidup keluarga – tahap-tahap yang mungkin dilalui oleh keluarga sesuai dengan kedewasaanya.
  1. Pekerjaan
Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya. Pekerja kasar cenderung membeli banyak pakaian untuk bekerja, sedangkan pekerja kantor membeli lebih banyak jas dan dasi. Pemasar berusaha mengenali kelompok pekerjaan yang mempunyai minat diatas  rata-rata akan produk dan jasa mereka.
  1. Situasi Ekonomi
Situasi seseorang akan mempengaruhi perilaku dalam membeli produk. Pemasar produk yang peka terhadap pendapatan mengamati kecenderungan dalam pendapatan pribadi, tabungan, dan tingkat minat. Bila indikator ekonomi menunjukan resesi, pemasar dapat mengambil langkah-langkah untuk merancang ulang, memposisikan kembali, dan mengubah harga produknya
 Gaya Hidup
Gaya hidup adalah pola kehidupan seseorang yang diwujudkan dalam aktivitas, interes, dan opininya. Gaya hidup mencakup sesuatu yang lebih dari sekedar kelas sosial atau kepribadian seseorang; gaya hidup menampilkan pola beraksi dan berinteraksi seseorang secara keseluruhan didunia.
Kepribadian dan Konsep Diri
Kepribadian seseorang yang jelas mempengaruhi tingkah laku membelinya. Kepribadian mengacu pada karakteristik psikologi unik yang menyebabkan respon yang relatif konsisten dan tahan lama terhadap lingkungan dirinya sendiri. Biasanya tercermin sebagai rasa percaya diri, dominasi, kemudahan bergaul, menyesuaikan diri, dan keagresifan. Hal ini dapat bermanfaat untuk menganalisis tingkah laku konsumen untuk pemilihan produk atau merek tertentu.  
sumber :
http://musliadipnl.wordpress.com/2012/04/16/faktor-yang-mempengaruhi-tingkah-laku-konsumen/
 http://triotirex.blogspot.com/2013/01/perilaku-konsumen-karakteristik-dari.html

Remedial Metode Riset (2 Jurnal Ilmiah)

Remedial Metode Riset (Bagian 1)

 Nama: ARIEF BUDIMAN
 NPM : 11210044

 Kelas : 3EA18 

 

Analisis Jurnal 1


Judul : ANALISIS KEPUASAN NASABAH PRIORITAS BERDASARKAN BAURAN PEMASARAN (THE ANAYLISIS OF PRIORITY CUSTOMER SATISFACTION BASED ON THE MARKETING MIX ATTRIBUTE)

Tahun : 17 juni 2009

Pengarang : Johannes , Mulyadi Raf , M. Lukman

TEMA : KEPUASAN NASABAH TERHADAP PELAYANAN BANK BCA

Latar Belakang masalah
Masa suram perbankan yang bersamaan dengan terjadinya krisis sejak Tahun 1997 perlahan-lahan
pulih. BCA, salah satu Bank yang diterpa krisis, berangsur-angsur memasuki fase pertumbuhan. Fase ini
juga ditandai ketatnya persaingan dalam industri perbankan untuk memperebutkan pangsa pasar. Untuk
itu, peningkatan kepuasan pelanggan mutlak dilakukan sebagai bagian strategi perusahaan dan menjadi
ukuran daripada keberhasilan perusahaan di samping ukuran lain yaitu pendapatan, pertumbuhan dan
pembelajaran organisasi (Kaplan dan Norton, 1996).
Menghadapi kondisi pentingnya nasabah, Perbankan mengenali dengan baik nasabah yang potensial yang diharapkan dapat memberi keuntungan sepanjang masa. Untuk itu, produk yang ditawarkan harus mengandung pelayanan (service) sebagai tambahan produk inti atas produk yang dihasilkan. Artinya adapun konsep produk yang dikembangkan tidak akan dapat berhasil tanpa diiringi oleh penambahan jasa.

Dalam kaitan ini, PT.Bank Central Asia,Tbk. mengeluarkan Layanan BCA Prioritas, bentuk
layanan yang diberikan kepada pangsa pasar premium. Segmen nasabah demikian sangat penting bagi
perusahaan, karena dana yang ditanamkan di perusahaan sangat besar. Oleh karena itu sangat penting untuk
mempertimbangkan kondisi kepuasan nasabah ini sekaligus menjadikannya sebagai bagian daripada
strategi perusahaan . Dalam implementasinya, kepuasan dapat difokuskan kepada serangkaian tindakan yang dilakukan perusahaan terhadap bauran pemasaran. Sebagaimana jasa perbankan sesungguhnya tidak berbentuk jasa.

Perumusan Masalah
Adapun perumusan masalah dalam jurnal ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah tingkat kepuasan Nasabah Prioritas terhadap bauran pemasaran yang diterapkan
BCA.
2. Apakah ada perbedaan tingkat kepuasan dan tingkat kepentingan Nasabah Prioritas berdasarkan
kategori nasabah individu, nasabah pinjaman dan nasabah kemitraan.

Tujuan
Penelitian bertujuan untuk:
1) Mejelaskan tingkat kepuasan Nasabah Prioritas atas pelaksanaan bauran pemasaran di PT.BCA

2) Menjelaskan perbedaan tingkat kepuasan dan tingkat kepentingan antarnasabah Prioritas. Sedangkan manfaat penelitian berkontribusi dalam perkayaan khasanah kepuasan pelanggan khususnya terhadap bauran pemasaran


METODE PENELITIAN
Populasi dan Sampel

Populasi adalah nasabah prioritas BCA Cabang Utama Jambi. Dengan menggunakan formula
penentuan sampel (n) dan tingkat kesalahan maksimal 10 persen (e) diperoleh jumlah sampel adalah 78
unit (Cooper, 2003) Adapun pemilihan sampel dilakukan secara Simple Random Sampling sesuai dengan daftar nasabah, selanjutnya jumlah sampel dialokasikan ke setiap kecamatan secara proporsional.

Analisis Data

Data diolah secara deskriptif, dimana hasil tabulasi kuesioner dimuat dalam analisis pentingnya dan kinerja (Importance-Performance Analysis). Untuk itu variabel diukur dalam skala ordinal yang selanjutnya dikategorikan baik bila nilai rata-rata antara 3,5 sampai dengan 4,5; dan kurang baik bila nilai rata-rata yang diperoleh antara 1,5 sampai dengan 2,5 (Supranto, 2003). Untuk memperoleh kedalaman
analisis, kategori jawaban dimuat dalam satu Diagram Kartesius yang menginformasikan kesesuaian antara apa yang dialami (kinerja atribut pemasaran ) dan pentingnya terhadap nasabah Untuk mengetahui kevalidan dan reliabilitas data, maka digunakan fasilitas SPSS (Cronbach’s Alpha), dengan ketentuan bahwa penelitian dinyatakan valid apabila item pertanyaan untuk variabel nilai korelasinya (r) lebih besar
dari 0,5. Sedangkan instrumen penelitian dinyatakan reliabel apabila koefisien keandalannya (Cronbach’s Alpha) lebih besar dari 0,6 (Sekaran, 2003).

Variabel Penelitian

Variabel penelitian utamanya diturunkan dari 7P dengan indikator sebagai berikut.
1. Produk: Indikatornya adalah besarnya syarat saldo minimal/plafon pinjaman dan jangka waktu kartu
prioritas.
2. Harga: indikatornya pembebasan biaya layanan dan pembebasan biaya penalti
3. Tempat. Indikatornya adalah kemudahan menjangkau ruang pelayanan dan fasilitas yang tersedia untuk melakukan pelayanan.


HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Sejarah Bank BCA

NV Perseroan Dagang dan Industri Semarang Limiting Factory yang berdiri Tanggal 10 Agustus 1955 merupakan cikal bakal berdirinya PT. Bank Central Asia,Tbk. Pada Tahun 1957, perseroan ini memperluas usahanya dan merubah salah satu anak perusahaan menjadi NV Bank Central Asia dan resmi beroperasi pada tanggal 21 Februari 1957 dan nama ini yang kemudian menjadi Bank Central Asia.

BCA terus berkembang menjadi bank swasta besar, pada tahun 1977 BCA menyandang predikat sebagai bank devisa sesuai SK Bank Indonesia No. 9/110/KEP/DIR/UD. BCA kemudian terus berkembang dan lingkup operasionalnya juga merambah hingga ke luar negeri dengan membuka kantor perwakilan di Singapura dan Hongkong. Pada dekade 1990-an, BCA juga mengembangkan delivery channel alternatifnya berupa jaringan Anjungan Tunai Mandiri (ATM) yang kemudian diakui menjadi salah satu penentu
keberhasilannya dalam memenangkan persaingan di industri perbankan.

Kondisi yang harus dikonsentrasikan maknanya adalah bahwa BCA harus konsentrasi karena tingkat kepentingnannya tinggi sementara BCA belum mampu memberikan kinerja yang sesuai.Atribut proses dalam hal ini tingkat kepentingannya tinggi, akan tetapi belum terpenuhi oleh BCA. Proses sesungguhnya merupakan interaksi antara orang dan aturan yang lebih dikenal sebagai (standard operating procedure) yang harus diterapkan. Bilamana nasabah prioritas merasakan bahwa proses belum berkinerja di atas kepentingannya, maka hal yang harus diperhatikan adalah aturan yang digunakan. Apakah aturan tentang mekanisme pelayanan, pengenaan penalty kepada nasabah sudah dilakukan sesuai dengan aturan.

Kondisi yang harus dipertahankan menunjukkan bahwa atribut pemasaran tingkat kepentingannya tinggi dan kinerja BCA dalam hal ini mampu mememnuhinya. Atribut yang termasuk ke dalam hal ini adalah orang, tempat, dan bukti fisik. Selain hal di atas didapat kondisi dengan kepentingan rendah dan tingkat pemenuhan kinerjanya rendah. Secara konseptual kondisi ini tidak menjadi perhatian karena rendahnya tingkat kepentingan kepada nasabah dan belum terpenuhi.


Implikasi Penelitian

Hal penting yang harus diperhatikan dari analisis kepentingan dan kinerja yang dirasakan nasabah bahwa kepuasan terhadap atribut pemasaran bersifat dinamis. Nasabah sesaat diketahui merasa puas, akan tetapi akan dapat berbeda pada masa yang akan datang. Wahyuningsih (2007) menjelaskan adanya perbedaan perilaku nasabah yang merasa puas terhadap pencarian informasi, artinya pelanggan yang tidak
puas akan selalu mencari informasi yang dibutuhkan guna memperoleh sesuatu yang dapat menciptakan kepuasannya. Selanjutnya, dari presfektif manajerial persoalannya adalah bagaimana mengelola kepuasan menjadi modal untuk program loyalitas BCA. Untuk kepentingan manajemen Barley (2006) menjelaskan akan pentingnya pengelolaan kepuasan sebagai bagian dari komitmen manajemen sehingga seluruh lapisan manajemen komitment terhadap penciptaan kepuasan.

Mencatat penjelasan lanjutan tentang pengelolaan kepuasan, dibutuhkan informasi tuntas tentang kesenjangan yang terjadi dalam pelayanan sehingga bisa diidentifikasi penyebabnya. Dengan demikian akan diperoleh tindakan manajerial yang efektif guna
membangun kepuasan pelanggan. Kegiatan demikian dapat dilakukan menjadi kegiatan survey yang sifatnya dalam kurun waktu tertentu ataupun kegiatan rutin, merupakan kegiatan satu devisi di BCA.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
1. Dari hasil penelitian atas tiga jenis Nasabah dapat disimpulkan sebagai berikut.

a. Nasabah telah merasa puas akan penerapan bauran pemasaran pada atribut Product,
Place, Promotion, People, Process dan Physical Evidence.

b. Penerapan Price khususnya pembebanan biaya penalti belum cukup memuaskan nasabah,
sehingga perlu konsentrasi untuk perbaikan pada penerapan variabel tersebut.

Saran

1. Untuk meningkatkan kepuasan para Nasabah Prioritasnya, maka BCA perlu untuk
mempertahankan atau bahkan meningkatkan variabel-variabel bauran pemasaran yang sudah
dinilai baik oleh nasabah yaitu: People, Place dan Physical Evidence agar perbaikan variabel bauran pemasaran yang lainnya tidak menggeser atau menurunkan tingkat kepuasan nasabah atas variabel tersebut. Peningkatan ini utamanya dilakukan oleh pegawai yang berhubungan langsung dengan pelanggan prioritas dimana interaksi dan proses sangat menentukan kualitas pelayanan.

2. Memperbaiki dan terus mengembangkan pelayanan kepada Nasabah Prioritas agar lebih
memenuhi harapan nasabah, dengan meningkatkan sistem informasi pemasaran khususnya
marketing intelegen. Dimana proses pelayanan dapat dijadikan dasar membangun
keunggulan BCA atas pesaingnya.



DAFTAR PUSTAKA

Parker, C dan Mathews B.P. (2001). Marketing Intelligence & Planning, MCB University Press. Hal 38-44.
Supranto, J. 2003. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan Untuk Menaikkan Pangsa Pasar, PT.Rineka
Cipta, Jakarta.
Wahyuningsih, 2007. Effects of Consumer Search Behaviour Typology on the Relationship Between
Customer Sasifaction and Behavioral Intentions, Hal. 66-81. The South East Asian Journal of Management, http://seam.pa






Analisis Jurnal 2


Judul : PENGARUH BESARAN GAJI TERHADAP KEPUASAN KARYAWAN PERUSAHAAN ( MAJOR INFLUENCE ON THE SATISFACTION OF THE COMPANY’S EMPLOYEES SALARIES )

Tahun : -

Pengarang : Erida

Tema : KEPUASAN KARYAWAN PERUSAHAAN “A” ( Company employees satisfaction )


1.1. Latar Belakang masalah
Sumber daya manusia merupakan salah satu sumber daya yang ada dalam suatu
perusahan disamping sumber daya yang lain . Misalnya modal, material, mesin,sehingga menjadi bermanfaat . Tanpa adanya sumber daya manusia , perusahaan tidak akan bisa memanfaatkan sumber daya teknologi dan sumber daya lain nya untuk mendukung kinerja perusahaan.. Hal ini karena manusia lah yang mengelola sumber daya lainnya yang ada dalam
perusahaan. Hal yang penting diperhatikan dalam pemeliharaan hubungan tersebut salah satunya adalah kepuasan kerja para karyawan.

Bekerja pada suatu perusahan / organisasi dengan memperoleh imbalan juga biasanya didasarkan keyakinan bahwa dengan berkerja pada perusahan / organisasi itu seseorang akan
dapat memuaskan berbagai kebutuhannya, tidak hanya di bidang material, seperti sandang,
pangan, papan dan kebutuhan lainnya.

Dalam hal kesejahteraan karyawan, PT.A telah melakukan berbagai upaya untuk
menigkatkan kemakmuran karyawannya misalanya dengan memperhatikan kompetensi yang dimiliki karyawan, dan dengan menjalankan system rotasi dan mutasi yang baik antar
bagian,dinas, departemen,maupun direktorat. Namun demikin, dalam kenyatannya masih timbul
ketidakpuasan yang tercermin dari adanya demonstrasi karyawan dengan salah satu
tuntutannya adalah perbaikan sistem pemberian upah/gaji. Berdasarkan pemikiran inilah, saya tertarik untuk melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh konpensasi dan karateristik pekerjaan terhadap kepuasan kerja karyawan PT A di Palembang

1.2 Perumusan Masalah
Adapun Perumusan masalah dalam jurnal ini adalah :
1. Apakah variabel-variabel yang ada dalam kompensasi mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan ?
2. Variabel kompensasi dan karakteristik pekerjaan manakah yang merupakan variabel
paling dominan dalam menentukan kepuasan kerja karyawan ?

1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini antara lain:
1. Untuk mengetahui apakah sistem kompensasi yang diterapkan diunit produksi PT.A
secara parsial maupun simultan mempengaruhi kepuasan kerja karyawan.
2. Untuk mengetahui apakah karateristik pekerjaan diunit produksi PT.A secara parsial
maupun simultan mepengaruhi kepuasan kerja karyawan?
3. Untuk mengetahui variabel- variabel mana yang mempunyai pengaruh paling dominan. 


METODE PENELITIAN

3.1. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang dilakukan adalah penelitian kausalitas, dimana penelitian
dilakukan untuk mengetahui pengaruh kompensasi yang diberikan perusahan dan karakteristik
yang ditetapakan terhadap tingkat kepuasan kerja karyawan diunit Produksi PT.A Palembang. Sedangkan Metode penelitian yang dilakukan adalah metode survey.

3.2. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan diUnit Produksi PT. A
Palembang, baik yang menduduki jabatan struktural maupun fungsional dan level pimpinan/
Staf samapai dengan pelaksana / non staf.
Kelompok Jumlah
-Pimpinan /Staf 491 orang
-Pelaksana 734 orang
Jumlah Karyawan 1.225 orang

Ukuran dari sampel yang akan dijadikan obyek penelitian ditentukan dengan pendekatan rumusan Slovin dengan persentase sampling error yang ditolerir 10 %. 
Rumusan Slovin adalah sebagai berikut :
n = N / 1 + N. e2

n = Ukuran sampel 
e = Sampling error yang ditolerir atau diinginkan
N = Ukuran populasi

Berdasarkan pendekatan tersebut ,maka jumlah sampel ditetapkan sebanyak 93 ( 37
karyawan staf dan 56 karyawan non staf) karyawan. Sedangkan jumlah sampel pada masing masing kelompok ditetapkan proposional sesuai dengan jumlah karyawan pada masing- masing kelompok (sub populasi).

3.3. Variabel Penelitian.
Berdasarkan penjelasan- penjelasan diatas , terdapat 2 variabel yang termasuk dalam
penelitian ini, yaitu variabel independen dan variabel dependen.

Variabel independen meliputi :
1. Kompensasi terdiri dari :

a. Kompensasi finansial (X1), yaitu kompensasi yang diterima karyawan dalam bentuk
finansial, dengan indikator persepsi karyawan tentang gaji, upah, bonus dan Tunjangan.

b. Kompensasi non finansial (X2), yaitu kompensasi yang diterima karyawan dalam bentuk
non-finansial, dengan indikator persepsi karyawan tentang promosi jabatan dan penghargaan


3.4. Instrumen Penelitian
Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner
yang berisi butiran-butiran pertanyaan yang berkaitan dengan indikator-indikator yang ada pada variabel-variabel. Selain itu juga dilakukan studi dokumen, laporan dan data tertulis lainnya.

3.5. Metode Pengumpulan Data
Data yang akan digunakan dalam penelitian sebagaian besar adalah data primer
serta beberapa data sekunder. Data primer yang merupakan data utama yang akan digunakan untuk analissis, diperoleh langsung dengan menyebarkan kuesioner untuk diisi oleh oleh responden yang dituju ( target subject). Sedangkan data sekunder lainnya yang ada di unit Produksi PT. A Palembang


IV. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Uji Reliabilitas

Data yang diperoleh telah terlebih dahulu diuji dengan uji Reliabilitas.
Hasil Pengujian data-data tersebut memperhatikan bahwa kesempatan penelitian adalah valid dan reliabel seperti disajikan pada data berikut :
Tabel.4.1. Hasil Uji Reliabilitas
No Kode Variabel Hasil Pengukuran(x) Reliabilitas
1. Kompensasi finansial 0,7519 Reliabel
2. Kompensasi non finansial 0,7984 Reliabel
3. Otonomi 0,7321 Reliabel
4. variasi pekerjaan 0,8343 Reliabel
5. Identitas Tugas 0,8109 Reliabel
6. Signifikansi tugas 0,7964 Reliabel
7. Umpan balik 0,7919 Reliabel


V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:

1. Variabel-variabel Kompensasi financial, kompensasi non-finansial, otonomi, variasi
pekerjaan, identitas tugas, signifikansi tugas dan umpan balik, secara bersama-sama/
serentak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan kerja. Kesimpulan ini
didasarkan pada hasil analisis data penelitian dengan menggunakan model regresi linier berganda pada tingkat kemaknaan p=0,000 (p<0,05), F hitung = 7,230 yang lebih besar dari F tabel (2,703) dan nilai koefisien korelasi secara keseluruhan (R) sebesar 0,611 atau 61,1%, yang menunjukkan bahwa kompensasi dan karakteristik pekerja berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan kerja.

2. Koefisien determinasi (Adj R2)= 0,322, menunjukkan bahwa variabel kompensasi dan
karakteristik pekerjaan hanya mampu menjelaskan variabel terikat kepuasan kerja karyawan sebesar 32,2%. Ini berarti bahwa faktor-faktor lain yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan Unit Produksi PT. A sebesar 67,8%.


5.2. Saran
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka terdapat beberapa hal yang dapat
disarankan antara lain:

1. Dalam usaha meningkatkan kepuasan kerja karyawan unit produksi PT. A, maka
manajemen unit produksi PT. A harus benar-benar memperhatikan variabel-variabel
yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan di unit produksi PT. A. hal ini dapat
dilakukan dengan melakukan penelitian secara berkala, sehingga dengan demikian
perusahaan dapat dengan cepat mengantisipasi dan memperbaiki factor-faktor yang
diketahui sebagai penyebab penurunan kepuasan kerja karyawan unit produksi.

2. Variabel otonomi dan umpan balik mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
kepuasan kerja karyawan di unit produksi PT. A. Bredasarkan hal tersebut, maka
manajemen unit produksi PT. A perlu lebih memberikan keleluasaan / kebebasan
kepada para karyawan dalam hal merencanakan dan mengendalikan sendiri
pelaksanaan tugasnya, sepanjang sesuai dengan uraian dan spesifikasi pekerjaan
yang dibebankan kepadanya serta tujuan perusahaan tercapai. Selain itu manajemen
unit produksi PT. A, Khususnya para pemimpin, juga perlu lebih memberikan umpan
balik terhadap pelaksanaan pekerjaan yang telah selesai dilakukan. Hal ini dapat
berupa bimbingan, petunjuk, pengarahan, perhatian, tanggapan dan mungkin juga
pujian terhadap pelaksanaan pekerjaan yang telah dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto (1998). Prosedur Penelitian. Cetakan kesebelas, penerbit PT. Rineka Cipta, Jakarta.
As’ad, Moh. (1998). Psikologi Industri. Edisi kelima, liberty, Yogyakarta.
Davis, K. & Newstrom, J.W. (1996). Perilaku dalam organisasi. Ahli bahasa Agus Dharma, Edisi
kedua, jilid -1, Erlangga, Jakarta.
Dessler, G. (2000). Human Resource Management. Eighth Edition, Prentice Hall International
Inc., USA.
Gomolski, B.C. (1998). Technies Want More Than Pay. Journal of Computerworld, 11, 49-50.

Remedial Metode Riset (Bagian 2)

 

 Nama: Arief Budiman

 Kelas : 3EA18

 Npm  :11210044

 

 

Analisis Jurnal 1


Judul : PENGARUH BESARAN GAJI TERHADAP KEPUASAN KARYAWAN PERUSAHAAN ( MAJOR INFLUENCE ON THE SATISFACTION OF THE COMPANY’S EMPLOYEES SALARIES )

Tahun : -

Pengarang : Erida

Tema : KEPUASAN KARYAWAN PERUSAHAAN “A” ( Company employees satisfaction )


1.1. Latar Belakang masalah
Sumber daya manusia merupakan salah satu sumber daya yang ada dalam suatu
perusahan disamping sumber daya yang lain . Misalnya modal, material, mesin,sehingga menjadi bermanfaat . Tanpa adanya sumber daya manusia , perusahaan tidak akan bisa memanfaatkan sumber daya teknologi dan sumber daya lain nya untuk mendukung kinerja perusahaan.. Hal ini karena manusia lah yang mengelola sumber daya lainnya yang ada dalam
perusahaan. Hal yang penting diperhatikan dalam pemeliharaan hubungan tersebut salah satunya adalah kepuasan kerja para karyawan.

Bekerja pada suatu perusahan / organisasi dengan memperoleh imbalan juga biasanya didasarkan keyakinan bahwa dengan berkerja pada perusahan / organisasi itu seseorang akan
dapat memuaskan berbagai kebutuhannya, tidak hanya di bidang material, seperti sandang,
pangan, papan dan kebutuhan lainnya.

Dalam hal kesejahteraan karyawan, PT.A telah melakukan berbagai upaya untuk
menigkatkan kemakmuran karyawannya misalanya dengan memperhatikan kompetensi yang dimiliki karyawan, dan dengan menjalankan system rotasi dan mutasi yang baik antar
bagian,dinas, departemen,maupun direktorat. Namun demikin, dalam kenyatannya masih timbul
ketidakpuasan yang tercermin dari adanya demonstrasi karyawan dengan salah satu
tuntutannya adalah perbaikan sistem pemberian upah/gaji. Berdasarkan pemikiran inilah, saya tertarik untuk melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh konpensasi dan karateristik pekerjaan terhadap kepuasan kerja karyawan PT A di Palembang

1.2 Perumusan Masalah
Adapun Perumusan masalah dalam jurnal ini adalah :
1. Apakah variabel-variabel yang ada dalam kompensasi mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan ?
2. Variabel kompensasi dan karakteristik pekerjaan manakah yang merupakan variabel
paling dominan dalam menentukan kepuasan kerja karyawan ?

1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini antara lain:
1. Untuk mengetahui apakah sistem kompensasi yang diterapkan diunit produksi PT.A
secara parsial maupun simultan mempengaruhi kepuasan kerja karyawan.
2. Untuk mengetahui apakah karateristik pekerjaan diunit produksi PT.A secara parsial
maupun simultan mepengaruhi kepuasan kerja karyawan?
3. Untuk mengetahui variabel- variabel mana yang mempunyai pengaruh paling dominan. 


METODE PENELITIAN

3.1. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang dilakukan adalah penelitian kausalitas, dimana penelitian
dilakukan untuk mengetahui pengaruh kompensasi yang diberikan perusahan dan karakteristik
yang ditetapakan terhadap tingkat kepuasan kerja karyawan diunit Produksi PT.A Palembang. Sedangkan Metode penelitian yang dilakukan adalah metode survey.

3.2. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan diUnit Produksi PT. A
Palembang, baik yang menduduki jabatan struktural maupun fungsional dan level pimpinan/
Staf samapai dengan pelaksana / non staf.
Kelompok Jumlah
-Pimpinan /Staf 491 orang
-Pelaksana 734 orang
Jumlah Karyawan 1.225 orang

Ukuran dari sampel yang akan dijadikan obyek penelitian ditentukan dengan pendekatan rumusan Slovin dengan persentase sampling error yang ditolerir 10 %. 
Rumusan Slovin adalah sebagai berikut :
n = N / 1 + N. e2

n = Ukuran sampel 
e = Sampling error yang ditolerir atau diinginkan
N = Ukuran populasi

Berdasarkan pendekatan tersebut ,maka jumlah sampel ditetapkan sebanyak 93 ( 37
karyawan staf dan 56 karyawan non staf) karyawan. Sedangkan jumlah sampel pada masing masing kelompok ditetapkan proposional sesuai dengan jumlah karyawan pada masing- masing kelompok (sub populasi).

3.3. Variabel Penelitian.
Berdasarkan penjelasan- penjelasan diatas , terdapat 2 variabel yang termasuk dalam
penelitian ini, yaitu variabel independen dan variabel dependen.

Variabel independen meliputi :
1. Kompensasi terdiri dari :

a. Kompensasi finansial (X1), yaitu kompensasi yang diterima karyawan dalam bentuk
finansial, dengan indikator persepsi karyawan tentang gaji, upah, bonus dan Tunjangan.

b. Kompensasi non finansial (X2), yaitu kompensasi yang diterima karyawan dalam bentuk
non-finansial, dengan indikator persepsi karyawan tentang promosi jabatan dan penghargaan


3.4. Instrumen Penelitian
Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner
yang berisi butiran-butiran pertanyaan yang berkaitan dengan indikator-indikator yang ada pada variabel-variabel. Selain itu juga dilakukan studi dokumen, laporan dan data tertulis lainnya.

3.5. Metode Pengumpulan Data
Data yang akan digunakan dalam penelitian sebagaian besar adalah data primer
serta beberapa data sekunder. Data primer yang merupakan data utama yang akan digunakan untuk analissis, diperoleh langsung dengan menyebarkan kuesioner untuk diisi oleh oleh responden yang dituju ( target subject). Sedangkan data sekunder lainnya yang ada di unit Produksi PT. A Palembang


IV. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Uji Reliabilitas

Data yang diperoleh telah terlebih dahulu diuji dengan uji Reliabilitas.
Hasil Pengujian data-data tersebut memperhatikan bahwa kesempatan penelitian adalah valid dan reliabel seperti disajikan pada data berikut :
Tabel.4.1. Hasil Uji Reliabilitas
No Kode Variabel Hasil Pengukuran(x) Reliabilitas
1. Kompensasi finansial 0,7519 Reliabel
2. Kompensasi non finansial 0,7984 Reliabel
3. Otonomi 0,7321 Reliabel
4. variasi pekerjaan 0,8343 Reliabel
5. Identitas Tugas 0,8109 Reliabel
6. Signifikansi tugas 0,7964 Reliabel
7. Umpan balik 0,7919 Reliabel


V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:

1. Variabel-variabel Kompensasi financial, kompensasi non-finansial, otonomi, variasi
pekerjaan, identitas tugas, signifikansi tugas dan umpan balik, secara bersama-sama/
serentak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan kerja. Kesimpulan ini
didasarkan pada hasil analisis data penelitian dengan menggunakan model regresi linier berganda pada tingkat kemaknaan p=0,000 (p<0,05), F hitung = 7,230 yang lebih besar dari F tabel (2,703) dan nilai koefisien korelasi secara keseluruhan (R) sebesar 0,611 atau 61,1%, yang menunjukkan bahwa kompensasi dan karakteristik pekerja berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan kerja.

2. Koefisien determinasi (Adj R2)= 0,322, menunjukkan bahwa variabel kompensasi dan
karakteristik pekerjaan hanya mampu menjelaskan variabel terikat kepuasan kerja karyawan sebesar 32,2%. Ini berarti bahwa faktor-faktor lain yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan Unit Produksi PT. A sebesar 67,8%.


5.2. Saran
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka terdapat beberapa hal yang dapat
disarankan antara lain:

1. Dalam usaha meningkatkan kepuasan kerja karyawan unit produksi PT. A, maka
manajemen unit produksi PT. A harus benar-benar memperhatikan variabel-variabel
yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan di unit produksi PT. A. hal ini dapat
dilakukan dengan melakukan penelitian secara berkala, sehingga dengan demikian
perusahaan dapat dengan cepat mengantisipasi dan memperbaiki factor-faktor yang
diketahui sebagai penyebab penurunan kepuasan kerja karyawan unit produksi.

2. Variabel otonomi dan umpan balik mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
kepuasan kerja karyawan di unit produksi PT. A. Bredasarkan hal tersebut, maka
manajemen unit produksi PT. A perlu lebih memberikan keleluasaan / kebebasan
kepada para karyawan dalam hal merencanakan dan mengendalikan sendiri
pelaksanaan tugasnya, sepanjang sesuai dengan uraian dan spesifikasi pekerjaan
yang dibebankan kepadanya serta tujuan perusahaan tercapai. Selain itu manajemen
unit produksi PT. A, Khususnya para pemimpin, juga perlu lebih memberikan umpan
balik terhadap pelaksanaan pekerjaan yang telah selesai dilakukan. Hal ini dapat
berupa bimbingan, petunjuk, pengarahan, perhatian, tanggapan dan mungkin juga
pujian terhadap pelaksanaan pekerjaan yang telah dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto (1998). Prosedur Penelitian. Cetakan kesebelas, penerbit PT. Rineka Cipta, Jakarta.
As’ad, Moh. (1998). Psikologi Industri. Edisi kelima, liberty, Yogyakarta.
Davis, K. & Newstrom, J.W. (1996). Perilaku dalam organisasi. Ahli bahasa Agus Dharma, Edisi
kedua, jilid -1, Erlangga, Jakarta.
Dessler, G. (2000). Human Resource Management. Eighth Edition, Prentice Hall International
Inc., USA.
Gomolski, B.C. (1998). Technies Want More Than Pay. Journal of Computerworld, 11, 49-50.

Remedial Metode Riset (Bagian 1)

 Nama: ARIEF BUDIMAN
 NPM : 11210044

 Kelas : 3EA18 

 

Analisis Jurnal 1


Judul : ANALISIS KEPUASAN NASABAH PRIORITAS BERDASARKAN BAURAN PEMASARAN (THE ANAYLISIS OF PRIORITY CUSTOMER SATISFACTION BASED ON THE MARKETING MIX ATTRIBUTE)

Tahun : 17 juni 2009

Pengarang : Johannes , Mulyadi Raf , M. Lukman

TEMA : KEPUASAN NASABAH TERHADAP PELAYANAN BANK BCA

Latar Belakang masalah
Masa suram perbankan yang bersamaan dengan terjadinya krisis sejak Tahun 1997 perlahan-lahan
pulih. BCA, salah satu Bank yang diterpa krisis, berangsur-angsur memasuki fase pertumbuhan. Fase ini
juga ditandai ketatnya persaingan dalam industri perbankan untuk memperebutkan pangsa pasar. Untuk
itu, peningkatan kepuasan pelanggan mutlak dilakukan sebagai bagian strategi perusahaan dan menjadi
ukuran daripada keberhasilan perusahaan di samping ukuran lain yaitu pendapatan, pertumbuhan dan
pembelajaran organisasi (Kaplan dan Norton, 1996).
Menghadapi kondisi pentingnya nasabah, Perbankan mengenali dengan baik nasabah yang potensial yang diharapkan dapat memberi keuntungan sepanjang masa. Untuk itu, produk yang ditawarkan harus mengandung pelayanan (service) sebagai tambahan produk inti atas produk yang dihasilkan. Artinya adapun konsep produk yang dikembangkan tidak akan dapat berhasil tanpa diiringi oleh penambahan jasa.

Dalam kaitan ini, PT.Bank Central Asia,Tbk. mengeluarkan Layanan BCA Prioritas, bentuk
layanan yang diberikan kepada pangsa pasar premium. Segmen nasabah demikian sangat penting bagi
perusahaan, karena dana yang ditanamkan di perusahaan sangat besar. Oleh karena itu sangat penting untuk
mempertimbangkan kondisi kepuasan nasabah ini sekaligus menjadikannya sebagai bagian daripada
strategi perusahaan . Dalam implementasinya, kepuasan dapat difokuskan kepada serangkaian tindakan yang dilakukan perusahaan terhadap bauran pemasaran. Sebagaimana jasa perbankan sesungguhnya tidak berbentuk jasa.

Perumusan Masalah
Adapun perumusan masalah dalam jurnal ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah tingkat kepuasan Nasabah Prioritas terhadap bauran pemasaran yang diterapkan
BCA.
2. Apakah ada perbedaan tingkat kepuasan dan tingkat kepentingan Nasabah Prioritas berdasarkan
kategori nasabah individu, nasabah pinjaman dan nasabah kemitraan.

Tujuan
Penelitian bertujuan untuk:
1) Mejelaskan tingkat kepuasan Nasabah Prioritas atas pelaksanaan bauran pemasaran di PT.BCA

2) Menjelaskan perbedaan tingkat kepuasan dan tingkat kepentingan antarnasabah Prioritas. Sedangkan manfaat penelitian berkontribusi dalam perkayaan khasanah kepuasan pelanggan khususnya terhadap bauran pemasaran


METODE PENELITIAN
Populasi dan Sampel

Populasi adalah nasabah prioritas BCA Cabang Utama Jambi. Dengan menggunakan formula
penentuan sampel (n) dan tingkat kesalahan maksimal 10 persen (e) diperoleh jumlah sampel adalah 78
unit (Cooper, 2003) Adapun pemilihan sampel dilakukan secara Simple Random Sampling sesuai dengan daftar nasabah, selanjutnya jumlah sampel dialokasikan ke setiap kecamatan secara proporsional.

Analisis Data

Data diolah secara deskriptif, dimana hasil tabulasi kuesioner dimuat dalam analisis pentingnya dan kinerja (Importance-Performance Analysis). Untuk itu variabel diukur dalam skala ordinal yang selanjutnya dikategorikan baik bila nilai rata-rata antara 3,5 sampai dengan 4,5; dan kurang baik bila nilai rata-rata yang diperoleh antara 1,5 sampai dengan 2,5 (Supranto, 2003). Untuk memperoleh kedalaman
analisis, kategori jawaban dimuat dalam satu Diagram Kartesius yang menginformasikan kesesuaian antara apa yang dialami (kinerja atribut pemasaran ) dan pentingnya terhadap nasabah Untuk mengetahui kevalidan dan reliabilitas data, maka digunakan fasilitas SPSS (Cronbach’s Alpha), dengan ketentuan bahwa penelitian dinyatakan valid apabila item pertanyaan untuk variabel nilai korelasinya (r) lebih besar
dari 0,5. Sedangkan instrumen penelitian dinyatakan reliabel apabila koefisien keandalannya (Cronbach’s Alpha) lebih besar dari 0,6 (Sekaran, 2003).

Variabel Penelitian

Variabel penelitian utamanya diturunkan dari 7P dengan indikator sebagai berikut.
1. Produk: Indikatornya adalah besarnya syarat saldo minimal/plafon pinjaman dan jangka waktu kartu
prioritas.
2. Harga: indikatornya pembebasan biaya layanan dan pembebasan biaya penalti
3. Tempat. Indikatornya adalah kemudahan menjangkau ruang pelayanan dan fasilitas yang tersedia untuk melakukan pelayanan.


HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Sejarah Bank BCA

NV Perseroan Dagang dan Industri Semarang Limiting Factory yang berdiri Tanggal 10 Agustus 1955 merupakan cikal bakal berdirinya PT. Bank Central Asia,Tbk. Pada Tahun 1957, perseroan ini memperluas usahanya dan merubah salah satu anak perusahaan menjadi NV Bank Central Asia dan resmi beroperasi pada tanggal 21 Februari 1957 dan nama ini yang kemudian menjadi Bank Central Asia.

BCA terus berkembang menjadi bank swasta besar, pada tahun 1977 BCA menyandang predikat sebagai bank devisa sesuai SK Bank Indonesia No. 9/110/KEP/DIR/UD. BCA kemudian terus berkembang dan lingkup operasionalnya juga merambah hingga ke luar negeri dengan membuka kantor perwakilan di Singapura dan Hongkong. Pada dekade 1990-an, BCA juga mengembangkan delivery channel alternatifnya berupa jaringan Anjungan Tunai Mandiri (ATM) yang kemudian diakui menjadi salah satu penentu
keberhasilannya dalam memenangkan persaingan di industri perbankan.

Kondisi yang harus dikonsentrasikan maknanya adalah bahwa BCA harus konsentrasi karena tingkat kepentingnannya tinggi sementara BCA belum mampu memberikan kinerja yang sesuai.Atribut proses dalam hal ini tingkat kepentingannya tinggi, akan tetapi belum terpenuhi oleh BCA. Proses sesungguhnya merupakan interaksi antara orang dan aturan yang lebih dikenal sebagai (standard operating procedure) yang harus diterapkan. Bilamana nasabah prioritas merasakan bahwa proses belum berkinerja di atas kepentingannya, maka hal yang harus diperhatikan adalah aturan yang digunakan. Apakah aturan tentang mekanisme pelayanan, pengenaan penalty kepada nasabah sudah dilakukan sesuai dengan aturan.

Kondisi yang harus dipertahankan menunjukkan bahwa atribut pemasaran tingkat kepentingannya tinggi dan kinerja BCA dalam hal ini mampu mememnuhinya. Atribut yang termasuk ke dalam hal ini adalah orang, tempat, dan bukti fisik. Selain hal di atas didapat kondisi dengan kepentingan rendah dan tingkat pemenuhan kinerjanya rendah. Secara konseptual kondisi ini tidak menjadi perhatian karena rendahnya tingkat kepentingan kepada nasabah dan belum terpenuhi.


Implikasi Penelitian

Hal penting yang harus diperhatikan dari analisis kepentingan dan kinerja yang dirasakan nasabah bahwa kepuasan terhadap atribut pemasaran bersifat dinamis. Nasabah sesaat diketahui merasa puas, akan tetapi akan dapat berbeda pada masa yang akan datang. Wahyuningsih (2007) menjelaskan adanya perbedaan perilaku nasabah yang merasa puas terhadap pencarian informasi, artinya pelanggan yang tidak
puas akan selalu mencari informasi yang dibutuhkan guna memperoleh sesuatu yang dapat menciptakan kepuasannya. Selanjutnya, dari presfektif manajerial persoalannya adalah bagaimana mengelola kepuasan menjadi modal untuk program loyalitas BCA. Untuk kepentingan manajemen Barley (2006) menjelaskan akan pentingnya pengelolaan kepuasan sebagai bagian dari komitmen manajemen sehingga seluruh lapisan manajemen komitment terhadap penciptaan kepuasan.

Mencatat penjelasan lanjutan tentang pengelolaan kepuasan, dibutuhkan informasi tuntas tentang kesenjangan yang terjadi dalam pelayanan sehingga bisa diidentifikasi penyebabnya. Dengan demikian akan diperoleh tindakan manajerial yang efektif guna
membangun kepuasan pelanggan. Kegiatan demikian dapat dilakukan menjadi kegiatan survey yang sifatnya dalam kurun waktu tertentu ataupun kegiatan rutin, merupakan kegiatan satu devisi di BCA.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
1. Dari hasil penelitian atas tiga jenis Nasabah dapat disimpulkan sebagai berikut.

a. Nasabah telah merasa puas akan penerapan bauran pemasaran pada atribut Product,
Place, Promotion, People, Process dan Physical Evidence.

b. Penerapan Price khususnya pembebanan biaya penalti belum cukup memuaskan nasabah,
sehingga perlu konsentrasi untuk perbaikan pada penerapan variabel tersebut.

Saran

1. Untuk meningkatkan kepuasan para Nasabah Prioritasnya, maka BCA perlu untuk
mempertahankan atau bahkan meningkatkan variabel-variabel bauran pemasaran yang sudah
dinilai baik oleh nasabah yaitu: People, Place dan Physical Evidence agar perbaikan variabel bauran pemasaran yang lainnya tidak menggeser atau menurunkan tingkat kepuasan nasabah atas variabel tersebut. Peningkatan ini utamanya dilakukan oleh pegawai yang berhubungan langsung dengan pelanggan prioritas dimana interaksi dan proses sangat menentukan kualitas pelayanan.

2. Memperbaiki dan terus mengembangkan pelayanan kepada Nasabah Prioritas agar lebih
memenuhi harapan nasabah, dengan meningkatkan sistem informasi pemasaran khususnya
marketing intelegen. Dimana proses pelayanan dapat dijadikan dasar membangun
keunggulan BCA atas pesaingnya.



DAFTAR PUSTAKA

Parker, C dan Mathews B.P. (2001). Marketing Intelligence & Planning, MCB University Press. Hal 38-44.
Supranto, J. 2003. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan Untuk Menaikkan Pangsa Pasar, PT.Rineka
Cipta, Jakarta.
Wahyuningsih, 2007. Effects of Consumer Search Behaviour Typology on the Relationship Between
Customer Sasifaction and Behavioral Intentions, Hal. 66-81. The South East Asian Journal of Management, http://seam.pa